delapan belas april dua ribu dua puluh
disematkan tanda tapi bukan mengeluh
sebagai pengingat sikap nan angkuh
satu raga senior yang sudah sepuh
kalimat yang ditulis penuh inkonsistensi
menunjukkan dikotomi dan monopoli
alasan yang tercetak tak masuk akal
atau hanya dalih untuk mencekal
you beda, aku siapa
dan otoritas, dia yang punya
menendang atau memandang sesuka hati
tak peduli, apalagi klarifikasi
padahal adab, nampaknya sempurna
keilmuan dan akhlak pun pasti ada
entah apa yang merasuki jiwa
hingga tertulis, khusus guru saja